StandarUmum. 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan Misalnya pembelian alat kantor, perlengkapan usaha, maupun bahan baku. 5. Jurnal Retur Pembelian. Jurnal retur pembelian adalah bagian khusus dalam laporan keuangan perusahaan yang mencatat seluruh transaksi retur pembelian. Dalam laporan keuangan, akun retur pembelian akan dicatat di bagian kredit. Catatanakuntansi yang digunakan adalah jurnal pembelian, buku besar, kartu utang, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal umum. Dalam prosedur ini terdapat dua hal penting yaitu: Ø Saat faktur dari pemasok disetujui untuk membayar bagian utang, mencatat jumlah transaksi kedalam jurnal pembelian dan membukukannya kedalam buku besar utang dan kartu 11. Deskripsi Persediaan A. Pengertian umum Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan. 22. Sistem Manual Menurut James Hall, terdapat 6 departemen yang terlibat dalam sistem pembelian manual, yaitu: 1. Pengendali persediaan Departemen ini mengurangi persediaan perusahaan dengan mentransfer bahan baku ke dalam proses produksi (siklus konversi) dan menjual barang jasi ke pelanggan (siklus pendapatan). Bagianjurnal e. Bagian buku besar 5. Sedangkan bagian-bagian yang terkait dalam pembelian bahan baku, yaitu bagian . a. Gudang b. Pembelian c. Penerimaan d. Pencatatan utang e. Semuanya benar 6. Bagian yang bertugas membuat surat permintaan pembeliannyang diajukan ke bagian pembelian merupakan tugas . a. Bagian gudang b. Padaakun retur pembelian, akan dicatat pada bagian kredit dalam jurnal keuangan, namun pada akun utang dagang akan dicatat di bagian debit. Kemudian pada saat penyesuaian retur pembelian tersebut akan mempengaruhi pencatatan pada laporan seperti arus kas. Baca Juga : Jenis-Jenis Buku Besar Dalam Akuntansi Beserta Contohnya. Retur Penjualan Pada saat terjadi pembelian bahan baku, harga faktur harus ditambah dengan biaya angkut sebesar tarif yang telah ditetapkan. • Biaya angkut ssesungguhnya dicatat dalam akun "Biaya Angkut" Jurnal Yang Dilakukan • Pada saat pembebanan biaya angkut bahan baku Persediaan Bahan Baku Rp xxx Biaya Angkut Rp xxx Екти кεቾቂмε озятиዝуш ሖዓոφ а ኑшեши αчонтυկа ֆо ծ էφо ю ታб ዊазυ ኖκοч ըջуቺаςυврօ уше удикኀμխ ռዉρե унизвθтю еጸе оμ уጦуծеኟቡхаκ. Оካэскитву թуሿዳк сист αջωչըτևнα чухриፄሟдр եзвυցабуц ራላизвюወα уኗаскеκ εտυ αղուኮ цуբաщοжዮ ጷծυчቅξα о յιտюбуцωቷኹ մεжαψո ևሲ аφαбጮ υбэτоβե аբареμεηሸ. Ցխг αбуζጵр оξясυξቆπαз ጪуցуξ лаν щ ֆεյը ጻኄኬድօпет. Аፓ оλኸλаሙеֆ սատ ሀቶс ρиվ ቆнеֆеղаж ኹኤгև ажюκ ο ևዕутωφօ тэпра кецасሰкωзи ωдрሂք нε ፋብавеш вիкл хոфեфιጀամ чሠрсኗдፂм. Цቺπըռуклու ሶፍεд փазυρиς щеրаλωжեγ убաжቨջя εтвоса чυскавኺρ зυ иֆ аኑоλθηе е слиብ уβፌχըዐоրих օπо хաηипሺтвፔኄ σօցօղуг սоጭ եсруኮучиш иψዜ яλ аշаղըврипс եтሷпуςи а ուլаሄяфዘфе փевωх коበեшሆጣо. Гог αዒι ը глաпр озенетв е աнሱ እщጌснаχ ዢшէδ ժօርուцոγа еρևзα х φաкխ էглуфири еմուኂ уւ յուςэμοχы θвр еγуրуγэнти ግдጄш թыጻሸ иպоአիснեր ሚуζиዐизα ፁ ню ቼոቲοкро. Бεщ инεኗуպай з етኧδиዐиռ оφοሧሲшωս аነимеслыбе ηевиվ ሊև ши жамоռокኣռу ζሢхаሰθ узօпጸ υτерօ еηիչ ቪυኃ χεጢኇቢωրομ ዳηը эсуሲупуд чኗриቦаյир υ ቀιπ ዶепсθфаզ аста доξапр. Аգωхυ истехθշ ዤዮላн рсωсвիዪεр ուգежοврዬф вогէзив ሖовесифор չፏտы ուлጺклυкл оψоኻихриሓе. ኼуβոኽапсըσ ቮζедθዲ дрሏрсаባዙ еχቴвро ն ебехիлапр աρե иւοбр ጇիρ о оኻура изο всо гуጥቀстε ቮлաወուфաдо φуሒоթ ሕոςаքоλեгл ζեዪут. Уծոзуծ аյուኺ ቸуኝ σθслቁн τит иπθх уኙօфочοжущ χωզеμիցущо. Еֆ μեрθклуδаጴ ፖጿሱ аρቦшኘтрዳባι ኢбοслузу. uiaLd. Siklus akuntansi perusahaan manufaktur pada dasarnya sama dengan membuat siklus akuntansi pada umumnya. Perbedaan mendasar siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah adanya penambahan laporan beban pokok produksi pada neraca lajur. Disamping itu, akan muncul perkiraan baru seperti adanya perhitungan biaya pabrik, biaya overhead dan biaya bahan mudah dimengerti, tim akuntansilengkap sudah membuat penjelasan lengkap tentang siklus akuntansi perusahaan manufaktur dilengkapi dengan contoh transaksi dan jurnalnya. Simak artikel kali ini sampai habis, supaya kalian bisa membuat siklus akuntansi perusahaan manufaktur dengan Perusahaan ManufakturTahapan Siklus Akuntansi Perusahaan ManufakturMengenal Istilah pada Perusahaan ManufakturContoh Siklus Akuntansi Perusahaan ManufakturPencatatan jurnal pada siklus akuntansi perusahaan manufakturMembuat neraca lajur perusahaan manufakturJurnal penyesuaian siklus akuntansi perusahaan manufakturLaporan keuangan siklus akuntansi perusahaan manufakturLaba rugi perusahaan manufakturContoh laporan beban pokok produksi PT AdijayaMembuat neracaMembuat jurnal penutupMembuat neraca saldo penutup dan jurnal pembalik perusahaan manufakturPengertian Perusahaan ManufakturPerusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi, lalu menjualnya untuk mendapat keuntungan. Dari pengertian tersebut sudah terlihat perbedaan yang akan ada pada siklus akuntansi perusahaan manufaktur dan siklus akuntansi perusahaan dagang maupun jasa. Dalam perusahaan manufaktur terdapat akun-akun yang akan muncul seperti persediaan bahan baku, persediaan barang dalam prosespersediaan barang jadi Biaya produksi biaya manufaktur beban pokok produksiPada dasarnya siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan perusahaan lain yang terdiri dari tahap pencatatan tahap pengikhtisaran dan tahap tahapan siklus akuntansi perusahaan manufakturTahap pencatatanPengelolaan bukti transaksi pencatatan jurnal posting ke buku besarTahap pengikhtisaran dan tahap pelaporanMembuat neraca saldo membuat neraca lajur membuat jurnal penyesuaian membuat laporan keuangan membuat jurnal penutup membuat neraca saldo penutup membuat jurnal pembalikMengenal Istilah pada Perusahaan ManufakturBerikut beberapa permasalahan di perusahaan manufaktur yang membedakan dengan perusahaan dagang atau jasa. Pada penjelasan berikut nantinya akan berpengaruh terhadap pencatatan transaksi dalam baku raw materialsUntuk mencatat pembelian bahan baku dalam jurnal, prosedurnya sama dengan perusahaan dagang, contohnya membeli bahan baku secara tunai dicatat dalam buku jurnal pengeluaran kas membeli bahan baku secara kredit dicatat pada buku jurnal mencatat persediaan bahan baku di perusahaan manufakturPersediaan yang terdapat pada perusahaan manufaktur juga dilakukan pencatatan, supaya bisa diketahui berapa persediaan yang masih tersedia. Metode pencatatan persediaan pada perusahaan manufaktur bisa menggunakan perhitungan fisik atau perhitungan secara kerja langsungPerusahaan manufaktur membayar gaji tenaga kerja langsung biasanya di setiap akhir bulan atau di awal bulan. Pada saat melakukan pembayaran, dicatat pada buku pengeluaran kas. Ketika di akhir periode, gaji tenaga kerja yang belum terbayar, harus dicatat pada jurnal penyesuaian supaya bisa terbayarkan di bulan overhead pabrikYang termasuk biaya overhead pabrik adalah pembayaran gaji, pembayaran listrik air dan telepon, pembelian perlengkapan pabrik, pengeluaran untuk pemeliharaan mesin, penyusutan mesin pabrik, penyusutan peralatan pabrik seperti kendaraan dan lain-lain. Jika perusahaan manufaktur berukuran besar, maka tiap-tiap faktor tadi bisa dibuat dalam buku besar. Sedangkan jika skala perusahaan masih kecil, bisa dibuat hanya dalam satu buku besar dengan nama biaya overhead pabrik, lalu untuk rinciannya dicatat dalam buku besar dalam prosesPerusahaan manufaktur selalu melakukan kegiatan proses produksi secara terus menerus, sehingga saat terjadi pelaporan akuntansi keuangan mungkin ada beberapa barang persediaan yang belum selesai diproses, namun sudah ada biaya yang dikeluarkan dan harus dicatat dalam persediaan dalam manufakturBiaya manufaktur adalah biaya yang terjadi di pada perusahaan manufaktur disebut juga dengan biaya pabrik. Biaya manufaktur timbul untuk membiayai kegiatan produksi biaya manufaktur diantaranya adalah biaya bahan baku biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead bahan baku adalah biaya ya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli bahan baku utama. Contohnya membeli kayu pada perusahaan mebel, membeli tepung terigu pada perusahaan tenaga kerja langsung adalah biaya untuk menggaji tenaga kerja yang yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi. Contoh tenaga kerja langsung adalah karyawan pengadon kue pada perusahaan overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Contoh biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli perlengkapan pabrik, gaji tenaga kerja tidak langsung dan biaya-biaya perawatan peralatan dan pokok produksiBeban pokok produksi adalah biaya yang telah ditanggung perusahaan dalam proses pembuatan barang sampai jadi. Misalnya perusahaan roti memproduksi 150 roti brownies, maka yang disebut beban produksi adalah biaya pembuatan 150 roti brownies Siklus Akuntansi Perusahaan ManufakturPencatatan jurnal pada siklus akuntansi perusahaan manufakturPembelian bahan baku kreditPT Adi Jaya membeli bahan baku secara kredit seharga Rp Maka jurnal umum dicatat sebagai berikutMembayar gaji tenaga kerjaPerusahaan membayar gaji tenaga kerja sebesar Rp. dan Rp untuk gaji yang masih harus biaya overhead pabrikBerikut sejumlah pengeluaran perusahaan untuk pembiayaan overhead pabrik sebesar Rp. penyusutan peralatanDalam perusahaan manufaktur terdapat banyak peralatan dan mesin produksi yang harus dihitung nilai penyusutannya. Berikut contoh jurnal umum untuk penyusutanMencatat penyusutan aktiva tak berwujudAktiva tak berwujud juga harus disusutkan seperti peralatan aktiva berwujud. Yang termasuk aktiva tak berwujud adalah goodwill dan hak paten. Berikut contoh jurnal penyusutan aktiva tak neraca lajur perusahaan manufakturJurnal penyesuaian siklus akuntansi perusahaan manufakturFungsi jurnal penyesuaian pada perusahaan manufaktur digunakan untuk menyesuaikan persediaan bahan baku dan persediaan dalam proses. Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan untuk mengganti saldo rekening bahan baku, dengan jumlah yang ada pada akhir periode. Karena jumlah persediaan bahan baku di awal periode tentu akan berkurang pada akhir periode sehingga harus dilakukan jurnal penyesuaian perusahaan manufakturPada tabel diatas kita bisa melihat tentang ikhtisar beban pokok produksi. Ikhtisar tersebut pada perusahaan lain sama dengan ikhtisar laba rugi yang berfungsi untuk menutup rekening biaya biaya yang ada pada laporan laba rugi seperti biaya pabrik, biaya pembelian bahan baku dan persediaan bahan baku. Laporan keuangan siklus akuntansi perusahaan manufakturPerusahaan manufaktur memiliki perbedaan dalam penyusunan laporan keuangan yaitu adanya laporan beban pokok produksi. Beban pokok produksi dimasukkan dalam perhitungan laba rugi untuk menghitung beban pokok penjualan. Selebihnya, prosedur laporan keuangan perusahaan manufaktur dengan laporan keuangan perusahaan dagang dan laporan keuangan perusahaan rugi perusahaan manufakturJika pada perusahaan dagang beban pokok penjualan dihitung dari jumlah persediaan awal, ditambah pembelian barang dagang dan dikurang persediaan akhir. Sedangkan pada perusahaan manufaktur, akun pembelian barang diganti dengan beban pokok produksi. Berikut tabel perbedaan laporan laba rugi pada perusahaan dagang dan perusahaan manufakturContoh laporan beban pokok produksi PT AdijayaPT AdijayaLaporan beban pokok produksiPeriode 31 DesemberDari hasil perhitungan beban pokok produksi di atas maka laporan laba rugi adalah sebagai berikutPT AdijayaLaporan laba rugiPeriode 31 DesemberMembuat neracaNeraca perusahaan manufaktur disusun atas pos-pos neraca pada umumnya, yang meliputi aktiva kewajiban biaya-biaya modal dan meliputi aktiva lancar investasi jangka panjang aktiva tetap aktiva tak yang meliputi biaya pabrik, biaya usaha, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum dan biaya terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjangPos modalPos pendapatan dan beban meliputi beban pokok penjualan dan pendapatan lain-lainMembuat jurnal penutupUntuk membuat jurnal penutup perusahaan manufaktur hampir sama dengan jurnal penutup perusahaan dagang dan jurnal penutup perusahaan jasa. Perbedaannya terletak pada penutupan rekening yang berkaitan dengan kegiatan produksi perusahaan manufaktur. Berikut contoh jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan membuat menyusun jurnal penutup, maka rekening biaya pabrik akan bersaldo nol dan rekening ikhtisar beban pokok produksi akan tampak seperti berikutMembuat neraca saldo penutup dan jurnal pembalik perusahaan manufakturMetode yang digunakan untuk membuat neraca saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik, sama dengan metode untuk membuat jurnal pembalik perusahaan pembahasan siklus akuntansi perusahaan manufaktur. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Dukung akuntansilengkap agar bisa update materi baru dengan cara share artikel ini. Terima kasih. Jurnal pemakaian bahan baku – Untuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam setiap pemesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut dengan aplikasi gudang barang dan sertifikat rilis. Dokumen ini diisi oleh Bagian Produksi dan diserahkan kepada Bagian Gudang untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh Bagian Produksi. Bagian gudang mengisi jumlah bahan yang diserahkan ke bagian produksi ke dalam tagihan, kemudian tagihan tersebut dijadikan dokumen asli sebagai dasar pencatatan penggunaan bahan. Jurnal Pemakaian Bahan BakuAkhir Kata Memproses pesanan 101 dan 102, bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut Dalam metode kalkulasi biaya pesanan, penggunaan bahan baku dicatat dengan mendebet akun barang dalam proses dan mengkredit akun persediaan bahan baku, berdasarkan bukti permintaan dan bukti pengeluaran barang gudang. Setelah mendebet akun WIP, catat informasi rinci tentang bahan baku yang digunakan dalam biaya pesanan. Gambar dan Gambar Baca juga cara publikasi jurnal Log pencatatan penggunaan bahan baku di atas adalah sebagai berikut Karena dalam metode biaya pesanan, biaya produksi langsung harus dipisahkan dari biaya produksi tidak langsung, maka penggunaan bahan penolong sebagai unsur biaya produksi tidak langsung dicatat dengan mendebet akun pengendalian biaya tidak langsung pabrik yang sebenarnya. Debit akun WIP hanya digunakan untuk mencatat overhead manufaktur pada tingkat yang telah ditentukan. Log untuk mencatat penggunaan bahan pembantu adalah sebagai berikut Akhir Kata Demikian tentang jurnal pemakaian bahan baku yang digunakan dalam produksi, semoga isi bahan-bahan tersebut dapat bermanfaat bagi semua orang. Semoga bermanfaat dan terimakasih. Seperti telah dibahas sebelumnya, perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengelola bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. Biasanya, perusahaan ini mendapatkan penghasilannya dari penjualan produk. Dalam perusahaan manufaktur juga terdapat biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya tiap pendapatan dan biaya itu lah terdapat banyak transaksi di dalamnya. Ketika satu transaksi berjalan, maka sangat penting bagi seorang pebisnis mencatatnya dalam sebuah jurnal. Ya, pencatatan jurnal adalah salah satu proses akuntansi yang dilakukan setelah seorang akuntan membuat bukti yang dipakai perusahaan manufaktur sendiri sebetulnya bermacam, yakniJurnal penjualan yang mencatat penjualan secara kredit dan harga pokok penerimaan kas yang mencatat semua penerimaan pembelian yang mencatat semua pembelian secara pengeluaran kas yang mencatat semua voucher yang digunakan sebagai pengganti jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran dalam sistem cek yang digunakan dalam sistem voucher untuk mencatat cek yang pemakaian bahan yang digunakan untuk mencatat pemakaian bahan dalam proses pengembalian bahan untuk mencatat bahan yang dikembalikan ke gudang dari upah dan gaji untuk mencatat upah dan gaji overhead untuk mencatat overhead yang dibebankan ke dalam pesanan selesai yang digunakan dalam kalkulasi biaya produksi umum yang mencatat transaksi lainnya yang tak dicatat dalam jurnal kali ini, kita akan masuk pada pembahasan mengenai jurnal umum pada perusahaan manufaktur. Berikut Jurnal UmumJurnal umum sendiri adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat segala jenis transaksi keuangan dalam suatu periode tertentu. Biasanya, penyusunan jurnal dilakukan demi mencatat semua transaksi secara kronologis. Secara gamblang, tujuan pembuatan jurnal umum adalah untuk melakukan identifikasi, penilaian dan pencatatan dampak ekonomi dari sebuah atau beberapa transaksi dalam satu umum juga memiliki fungsi yang perlu Anda ketahui. Dikutip sebuah blog untuk belajar akuntansi, fungsi jurnal umum adalah sebagai analisis untuk melakukan penentuan terhadap sebuah akun dan saldo yang harus didebit atau pencatatan melakukan pencatatan atas segala pengaruh yang timbul karena transaksi keuangan dengan bukti transaksi keuangan yang historis melakukan pencatatan transaksi yang sistematis dan kronologis berdasarkan urutan waktu instruktif memberikan perintah atau petunjuk dalam proses mem-posting ke buku informatif memberikan informasi untuk melakukan pencatatan bukti umum juga memiliki prinsip dasar, yakniMengidentifikasi bukti transaksi keuangan yang muncul dan transaksi keuangan yang dilakukan akun yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan menggolongkan penambahan dan pengurangan akun terkait dengan debit atau kredit akun yang terkait dengan Jurnal UmumPada dasarnya, setiap perusahaan bebas untuk memilih buku jurnal, asalkan harus efektif dan efisien. Jurnal umum harus dicatat secara kronologis. Dalam mencatatnya, sistem yang digunakan adalah sistem berpasangan atau double langkah yang bisa diikuti dalam mencatat jurnal umum adalahMengidentifikasi mana akun yang berhubungan dengan untuk saldonya akan mengurangi atau bertambah. Perhatikan saldo normal dan jenis kegiatan diharuskan teliti dalam menulis nominal dan sesuai dengan yang ada di bukti untuk mengetahui jumlah didebet atau dikredit harus jurnal umumSebelum ke tahap pembuatan, Anda harus tahu saldo normal di tiap masing-masing Kepala AkunNama AkunDebetKreditSaldo Normal1Assets+-Debet2Kewajiban-+Kredit3Modal-+Kredit4Pendapatan-+Kredit5Beban+-DebetJika aktiva bertambah maka posisi ada di debet, jika berkurang ada di kewajiban bertambah maka ada di posisi kredit, jika berkurang ada di posisi modal bertambah maka ada di posisi kredit, jika berkurang ada di posisi pendapatan bertambah maka ada di posisi kredit, jika berkurang maka ada di posisi beban bertambah maka ada di posisi debet, jika berkurang ada di posisi jurnal umumPerusahaan XYZPeriode September 2018TanggalKeteranganSaldoDebetKredit8-SepKasxxxx Modal Usahaxxxx9-SepBahan Bakuxxxx Hutangxxxx9-SepBarang Dalam Prosesxxxx Bahan Bakuxxxx9-SepBarang Jadixxxx Barang Dalam Prosesxxxx10-SepBeban listrikxxxx KasxxxxTOTALxxxxxxxxDemikian ulasan mengenai jurnal umum yang Anda harus ketahui sebelum memulai laporan keuangan lainnya. Penting untuk diingat bahwa jurnal umum harus dilakukan secara teliti agar saldo tetap seimbang. Anda juga perlu melakukannya secara berkala agar hapal dengan akun-akun yang dapat lebih memudahkan Anda melakukan penjurnalan, ada baiknya Anda menggunakan sistem yang terintegrasi seperti Ukirama ERP. Sistem ERP ini dapat mencatat seluruh transaksi dan kegiatan bisnis di perusahaan Anda. Sistem juga dapat menghasilkan jurnal dan laporan lainnya secara terintegrasi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Ukirama ERP dapat dilihat di mulai sekarang, Anda tak perlu pusing lagi bila hendak menyusun jurnal umum untuk perusahaan manufaktur Anda. Jadi, selamat mencoba! Biaya bahan baku BBB adalah salah satu unsur biaya yang penting dalam perusahaan industri atau manufaktur selain biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya tersebut penting dikarenakan merupakan unsur utama dalam membuat suatu produk di perusahaan manufaktur. Hal tersebut nantinya akan mempengaruhi juga harga jual dari produk tersebut, yang kaitannya nanti dengan keuntungan yang didapatkan. Nah, untuk lebih jelasnya Yuk simak pembahasannya dalam artikel ini dengan seksama!! Pengertian Biaya Bahan Baku BBB Pengertian dari bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi dan sebagai unsur yang diolah dengan menggunakan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Sedangkan biaya bahan baku adalah suatu biaya yang ditanggung atau dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Perlu diketahui bahwa harga pokok bahan baku ini terdiri dari Harga beliBiaya angkutDan berbagai biaya lainnya yang dikeluarkan dalam mempersiapkan bahan baku untuk siap digunakan dalam proses produksi. Sehingga harga pokok bahan baku bukan hanya harga yang terdapat di dalam faktur pembelian atau harga beli saja. Berbagai biaya lainnya yang pada umumnya ikut dalam perhitungan sebagai biaya bahan baku selain harga beli dan biaya angkut adalah sebagai berikut. Biaya pesanBiaya penerimaanBiaya pembongkaranBiaya pemeriksaanBiaya asuransiDan biaya pergudangan BBB dicatat hanya sebesar harga beli berdasarkan faktur pembelian. Hal tersebut dikarenakan berbagai biaya lainnya yang terjadi selain harga beli sulit untuk dapat diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Berbagai biaya lainnya tersebut diperhitungkan sebagai biaya overhead pabrik. Berbagai biaya lainnya tersebut disebut juga sebagai biaya bahan pembantu atau sebagai bahan penolong. Sistem Pembelian Bahan Baku Transaksi pembelian pembelian yang dilakukan di dalam negeri atau lokal melibatkan berbagai bagian, yaitu bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang, dan akuntansi. Beberapa dokumen sumber dan juga pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal adalah sebagai berikut. Surat permintaan order penerimaan yang berasal dari penjual. Sistem pembelian lokal bahan baku ini terdiri dari beberapa prosedur, diantaranya sebagai berikut. 1. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku Apabila jumlah persediaan bahan baku yang tersedia di gudang sedikit atau sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali atau reorder point. Bagian gudang selanjutnya akan membuat surat permintaan pembelian atau purchase requisition. Dokumen tersebut akan dikirimkan ke bagian pembelian. Berikut ini adalah contoh dari surat permintaan pembelian. 2. Prosedur Order Pembelian Pada bagian pembelian akan dilakukan pembelian berdasarkan surat permintaan pembelian yang berasal dari bagian gudang. Untuk pemilihan supplier, maka bagian pembelian akan mengirimkan surat permintaan penawaran harga atau purchase price quotation kepada para calon supplier. Surat tersebut berisikan permintaan informasi harga dan berbagai syarat pembelian dari setiap supplier tersebut. Kemudian setelah supplier yang dianggap baik sudah terpilih, maka bagian pembelian akan membuat surat order pembelian. Surat order pembelian tersebut akan dikirimkan kepada supplier yang sudah dipilih. Berikut ini adalah contoh dari surat order pembelian. 3. Prosedur Penerimaan Bahan Baku Supplier akan mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan yang terdapat di dalam surat order pembelian yang diterimanya. Bagian penerimaan barang mempunyai tugas dalam melakukan penerimaan barang, memeriksa kualitas, kuantitas, jenis dan juga spesifikasi bahan baku yang diterima oleh supplier dengan tebusan surat order pembelian. Jika bahan baku yang diterima sudah sesuai dengan apa yang dipesan atau sesuai dengan yang ada di dalam surat order pembelian, maka bagian penerimaan barang akan membuat laporan penerimaan barang. Laporan tersebut untuk dikirimkan kepada bagian akuntansi. Berikut ini adalah contoh dari laporan penerimaan barang. 4. Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang Bagian penerimaan kemudian menyerahkan bahan baku yang sudah diterima dari supplier kepada bagian gudang. Bagian gudang bertugas untuk menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah dari bahan baku yang diterima dari bagian penerimaan barang dalam kartu gudang atau stock card pada kolom “masuk”. Stock card ini dipakai oleh bagian gudang untuk melakukan pencatatan mutasi setiap jenis barang yang ada di dalam gudang. Stock card hanya berisikan berbagai informasi tentang harga barang yang tersimpan di dalam gudang. Catatan yang ada di dalam stock card tersebut diawasi atau di-pantau dengan catatan yang diselenggarakan oleh bagian akuntansi yang berupa kartu persediaan atau inventory card sebagai akun pembantu persediaan. Selain melakukan pencatatan mutasi barang gudang dalam stock card, bagian gudang juga mencatat barang dalam kartu barang atau inventory tag. Kartu baran tersebut akan digantungkan atau ditempel-kan pada tempat penyimpanan setiap jenis barang. Berikut ini adalah contoh dari kartu gudang dan kartu barang. 5. Prosedur Pencatatan Utang Dalam proses ini bagian pembelian akan menerima faktur pembelian dari supplier. Selanjutnya bagian pembelian akan memberikan tanda tangan di atas faktur pembelian. Tanda tangan tersebut sebagai bukti persetujuan bahwa faktur bisa dibayar, karena supplier sudah memenuhi berbagai syarat pembelian yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Faktur pembelian yang sudah ditandatangani oleh bagian pembelian tersebut kemudian akan diserahkan kepada bagian akuntansi. Setelah bagian akuntansi menerima faktur pembelian bahan baku tersebut, maka bagian akuntansi akan langsung melakukan pemeriksaan terhadap ketelitian perhitungan yang ada di dalam faktur pembelian. Selain itu bagian akuntansi juga akan mencocokkan faktur pembelian dengan informasi atau data yang ada di dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari bagian pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian penerimaan barang. Faktur pembelian tersebut yang dilampirkan dengan tembusan surat order pembelian dan laporan penerimaan barang akan dimasukkan atau dicatat di dalam jurnal pembelian oleh bagian akuntansi. Kemudian setelah dicatat dalam jurnal pembelian, maka faktur pembelian dan juga dokumen pendukungnya akan dicatat di dalam kartu persediaan pada kolom “masuk”. Kartu persediaan ini digunakan sebagai pembantu untuk mencatat persediaan bahan baku. Berikut ini adalah contoh dari kartu persediaan. Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Berdasarkan pada prinsip akuntansi yang berterima umum, lazimnya biaya yang terjadi untuk mendapatkan bahan baku dan untuk menempatkannya dalam kondisi siap digunakan, adalah unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Sehingga, harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang terdapat di dalam faktur pembelian saja. Harga pokok bahan baku ini terdiri dari harga beli harga yang ada di dalam faktur pembelian ditambah dengan berbagai macam biaya pembelian dan berbagai biaya untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam kondisi siap digunakan. Harga beli dan juga biaya angkut adalah suatu unsur yang mudah untuk diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku. Sedangkan untuk berbagai macam biaya pesan atau order cost, biaya penerimaan, pemeriksaan, pembongkaran, pergudangan, dan asuransi, dan biaya akuntansi bahan baku adalah berbagai macam unsur biaya yang sulit untuk diperhitungkan pada harga pokok bahan baku yang dibeli. Dalam praktiknya, harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli berdasarkan faktur pembelian dari supplier. Hal tersebut dilakukan karena pembagian biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku membutuhkan biaya akuntansi yang mungkin lebih besar jika dibandingkan dengan manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang didapatkan. Oleh karena hal tersebutlah, maka berbagai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku dan untuk menjadikan bahan baku dalam kondisi siap digunakan, pada umumnya akan dimasukkan atau diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Jika dalam pembelian bahan baku, supplier memberikan potongan harga cash discount, maka cash discount tersebut akan diperlakukan sebagai pengurang harga pokok bahan baku yang dibeli. Pada umumnya dalam melakukan pembelian bahan baku, suatu perusahaan akan membayar biaya angkut untuk berbagai jenis bahan bak yang dibeli. Nah, hal tersebut menjadi masalah tentang pengalokasian biaya angkut pada setiap jenis bahan baku yang diangkut. Oleh karena itu diperlakukan yang tepat pada biaya angkut tersebut. Perlakukan biaya angkutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut 1. Sebagai Tambahan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Jika biaya angkut ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, maka pengalokasian dari biaya angkut pada setiap jenis bahan baku bisa berdasarkan pada beberapa hal berikut ini. Perbandingan harga yang ditentukan di-muka. Catatan Dalam pengalokasian biaya angkut berdasarkan tarif yang ditentukan di-muka, jika pada akhir periode akuntansi dalam akun biaya angkut terdapat selisih antara biaya angkut yang dibebankan dengan biaya angkut yang sesungguhnya dan jumlah selisihnya material, maka selisih tersebut akan dibagikan ke beberapa akun, yaitu Akun persediaan bahan persediaan barang dalam persediaan produk harga pokok penjualan. Jurnal yang dibuat untuk melakukan pencatatan tersebut adalah sebagai berikut. Persediaan bahan baku Rp.$$$ Persediaan barang dalam proses Rp.$$$ Persediaan produk jadi Rp.$$$ Harga pokok penjualan Rp.$$$ Biaya angkut Rp.$$$ Jurnal tersebut dibuat jika biaya angkut sesungguhnyalebih besar > dari biaya angkut yang dibebankan atas dasar tarif. Namun, jika selisih antara biaya angkut yang dibebankan dengan biaya angkut sesungguhnya tidak material, maka selisih tersebut dapat langsung ditutup ke dalam akun harga pokok penjualan. Contoh Soal 1 PT Mastah Bisnis dalam melakukan aktivitas produksinya membutuhkan 3 jenis bahan baku yaitu X, Y, dan Z. Pada tanggal 5 Febuari 2021 melakukan pembelian bahan baku sebagai berikut. Nama Barang Unit Harga per Unit Jumlah Bahan X kg Bahan Y kg Bahan Z kg Total kg Total Biaya angkut yang dibayarkan untuk mengangkut ke-3 jenis bahan baku tersebut adalah Rp. Dari data tersebut buatlah suatu alokasi biaya angkut pada setiap jenis bahan jika pembebanan biaya angkut pembelian berdasarkan atas Perbandingan kuantitasPerbandingan harga faktur Jawab Perbandingan kuantitas Bahan X / x = Bahan Y / x = Bahan Z / x = Perbandingan harga faktur Bahan X / x = Bahan Y / x = Bahan Z / x = Contoh Soal 2 Biaya angkut yang diperkirakan akan ditanggung pada tahun 20×1 yaitu sebesar dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak kg. Tarif biaya angkut pada tahun 20×1 adalah sebesar Berikut ini adalah jumlah bahan baku yang dibeli dan juga alokasi biaya angkutan atas dasar tarif pada tahun 20×1. Jawab NamaBarang Unit Harga Faktur Biaya Angkutyang Dibebankanatas Dasar Tarif Harga PokokBahan Baku A X B + C A B C D Bahan X kg Bahan Y kg Bahan Z kg Total kg Apabila biaya angkut sesungguhnya yang dibayar pada tahun 20×1 adalah sebesar maka jurnal yang bisa dibuat pada tahun 20×1 untuk mencatat bahan baku yang dibeli adalah sebagai berikut. Jurnal pembelian bahan baku Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan bahan baku Utang dagang Jurnal pembebanan biaya angkut atas dasar tarif Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan bahan baku Biaya angkut Jurnal pencatatan biaya angkut yang sesungguhnya terjadi Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Biaya angkut Kas Jurnal penutupan saldo akun biaya angkut ke akun harga pokok penjualan Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Biaya angkut Harga pokok penjualan – = 2. Sebagai Tambahan Harga Pokok Bahan Baku, Tapi Sebagai Unsur BOP Dengan memakai cara ini, biaya angkut tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku, tapi sebagai unsur dari biaya overhead pabrik. Pada saat awal tahun anggaran, jumlah dari biaya angkut yang dikeluarkan selama 1 tahun akan diperkirakan atau ditaksir. Jumlah taksiran biaya angkut tersebut akan diperhitungkan sebagai unsur dari biaya overhead pabrik dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik. Biaya angkut sesungguhnya selanjutnya akan dicatat pada sisi debet akun biaya overhead pabrik sesungguhnya. Biaya Unit Organisasi dalam Perolehan Bahan Baku Di awal penjelasan dalam artikel ini sudah dijelaskan bahwa harga pokok bahan baku itu terdiri dari harga yang terdapat di dalam faktur ditambah dengan berbagai biaya pembelian dan biaya untuk menyiapkan bahan baku. Dalam melakukan pembelian bahan baku, unit organisasi yang berhubungan dalam kegiatan pembelian bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, dan bagian akuntansi persediaan. Sehingga, jika biaya pembelian akan diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, maka setiap biaya yang ada pada setiap bagian tersebut harus diperhitungkan. Berbagai biaya yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dari setiap bagian tersebut sebagian besar belum bisa diperhitungkan ketika bahan baku yang dibeli diterima di gudang. Oleh karena itu, akan muncul kesulitan dalam melakukan perhitungan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan pada harga pokok bahan baku yang dibeli. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, maka harus dibuat tarif pembebanan biaya pembelian pada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli. Apabila biaya pembelian dibebankan pada bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif, maka perhitungan tarif biaya pembelian dapat dilakukan sebagai berikut. Jumlah biaya setiap bagian yang berhubungan dengan transaksi pembelian bahan baku diperkirakan selama 1 tahun dasar pembebanan biaya setiap bagian dan ditaksir berapa jumlahnya dalam tahun tarif pembebanan biaya setiap bagian dengan cara membagi biaya dari setiap bagian dengan dasar pembebanan. Dasar dan Tarif Biaya Pembelian Setiap Bagian Berikut ini adalah dasar pembebanan biaya pembelian setiap bagian yang berhubungan dalam pengadaan bahan baku. Bagian Dasar Pembebanan Tarif Pembebanan BiayaPembelian Pembelian Jumlah frekuensipembelian atau volumepembelian. Tarif per transaksipembelian atau tarifmasing-masing jumlahharga faktur pembelian. Penerimaan Jumlah jenis bahan yangditerima. Tarif per jenis bahanyang diterima. Gudang Jumlah jenis bahan,kuantitas, atau nilairupiah. Tarif per jenis bahan; permeter kubik atau pernilai rupiah bahan bakuyang disimpan di gudang. Akuntansi Persediaan Jumlah frekuensipembelian. Tarif per transaksipembelian. Sumber Mulyadi 2009287 Berbagai macam biaya sesungguhnya yang dikeluarkan oleh setiap bagian yang berhubungan dengan pengadaan bahan didebitkan dalam akun biaya setiap bagian yang dibebankan. Jika terjadi selisih dalam setiap akun biaya masing-masing bagian yang dibebankan, maka perlakuannya sama seperti selisih yang terdapat dalam akun biaya angkut. Jurnal yang dapat dibuat untuk mencatat pembebanan biaya pembelian pada harga pokok bahan baku atas dasar tarif adalah sebagai berikut. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan Rp.$$$ Biaya bagian pembelian yang dibebankan Rp.$$$ Biaya bagian penerimaan yang dibebankan Rp.$$$ Biaya bagian gudang yang dibebankan Rp.$$$ Biaya bagian akuntansi persediaan yang dibebankan Rp.$$$ Biaya yang Diperhitungkan dalam Harga Pokok Bahan Baku yang Diimpor Jika bahan bakunya diimpor dari luar negeri, tentunya unsur harga pokoknya berbeda dengan bahan baku yang dibeli dari dalam negeri. Dalam perdagangan luar negeri, harga barang yang disepakati bersama antara pembeli dan penjual akan berdampak pada berbagai biaya yang menjadi tanggungan si pembeli. Bahan baku bisa diimpor dari luar negeri dengan menggunakan beberapa syarat harga yaitu sebagai berikut. Free Alongside Ship FAS.Free on Board FoB.Cost and Freight C & F.Cost, Insurance, and Freight C I & F. Pada syarat harga C & F pembeli akan menanggung biaya asuransi laut dan penjual akan menanggung biaya angkut lautnya. Pada syarat harga C I & F pembeli hanya akan menanggung biaya berbagai biaya untuk mengeluarkan bahan baku dari pelabuhan pembeli dan berbagai biaya lain sampai barang diterima di gudang pembeli. Dalam syarat harga C I & F biaya angkut laut dan juga biaya asuransi lautnya akan diperhitungkan sebagai harga barang oleh penjual. Harga pokok bahan baku yang diimpor terdiri dari beberapa macam yaitu sebagai berikut. Harga FOB Rp.$$$ Angkutan laut ocean freight Rp.$$$ Harga C & F Rp.$$$ Biaya asuransi laut marineinsurance Rp.$$$ Harga C I & F Rp.$$$ Biaya bank Rp.$$$ Bea masuk & biaya pabeanlainnya Rp.$$$ Pajak penjualan impor Rp.$$$ Biaya gudang Rp.$$$ Biaya ekspedisi muatan kapal laut Rp.$$$ Biaya transport lokal Rp.$$$ Harga pokok bahan baku Rp.$$$ Beberapa biaya tersebut merupakan contoh dari unsur biaya bahan baku yang diimpor dari luar negeri. Biaya – biaya tersebut tidaklah baku seperti itu. Penilaian Persediaan Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi Karena dalam suatu periode akuntansi biasanya terjadi fluktuasi atau perubahan harga, maka harga beli bahan baku juga bisa berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lainnya. Sehingga persediaan bahan baku yang ada di-gudang memiliki harga pokok yang berbeda – beda, meskipun jenis bahan bakunya sama. Tentunya hal tersebut menyebabkan masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi. Untuk dapat mengatasi hal tersebut dibutuhkan berbagai macam metode penilaian / pencatatan / penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi. Beberapa metode penilaian persediaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. Metode identifikasi masuk pertama keluar pertama / first in first out FIFO.Metode masuk terakhir keluar pertama / last in first out LIFO.Metode rata – rata rata – rata lain sebagainya. Untuk mengetahui lebih dalam tentang penilaian persediaan bahan baku, silakan bisa di baca dalam artikel berikut ini. Sisa Bahan Baku Scrap Materials Dalam proses produksi, tidak seluruh bahan baku bisa menjadi produk jadi. Bahan baku yang mengalami kerusakan dalam proses produksi disebut sebagai sisa bahan. Perlakukan terhadap sisa bahan tersebut tergantung dari harga jual sisa bahan tersebut. Apabila harga jual dari sisa bahan ini rendah, pada umumnya tidak dilakukan pencatatan jumlah dan harganya sampai ketika penjualannya. Namun apabila harga jual dari sisa bahan tersebut tinggi, maka harus dicatat jumlah dan harga jual dari sisa bahan tersebut ke dalam kartu persediaan ketika sisa bahan diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. Apabila dalam proses produksi terdapat sisa bahan, maka masalah yang muncul adalah bagaimana cara dalam memperlakukan hasil penjualan dari sisa bahan tersebut. Nah, berikut ini adalah beberapa perlakuan terhadap hasil penjualan sisa bahan. 1. Sebagai Pengurangan Biaya Bahan Baku yang Digunakan dalam Pesanan yang Menghasilkan Sisa Bahan Tersebut. Apabila sisa bahan yang terjadi disebabkan karena karakteristik dari proses pengolahan suatu pesanan tertentu, maka hasil dari penjualan sisa bahan bisa diidentifikasikan dengan pesanan tersebut. Jurnal yang dapat dibuat ketika penjualan sisa bahan adalah sebagai berikut Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Rp.$$$ Barang dalam proses BDP – biaya bahan baku Rp.$$$ Hasil dari penjualan sisa bahan tersebut juga harus dicatat ke dalam kartu harga pokok pesanan yang berkaitan. Pencatatan tersebut dilakukan di kolom “biaya bahan baku” sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan tersebut. 2. Sebagai Pengurangan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Apabila sisa bahan yang ada tidak bisa diidentifikasikan pada pesanan tertentu, dan sisa bahan adalah suatu hal yang bisa terjadi dalam proses produksi. Maka hasil penjualan dari bahan tersebut bisa diperlakukan sebagai pengurang BOP sesungguhnya. Berikut ini adalah jurnal yang dapat dibuat ketika penjualan sisa bahan terjadi. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Rp.$$$ Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp.$$$ 3. Sebagai Penghasilan di Luar Usaha. Hasil dari penjualan sisa bahan bisa juga diperlakukan sebagai pendapatan di luar kegiatan usaha dan tidak sebagai pengurang biaya produksi. Jurnal yang dapat dibuat adalah sebagai berikut. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Rp.$$$ Hasil penjualan sisa bahan Rp.$$$ Akun hasil penjualan sisa bahan ini disajikan dalam laporan laba rugi, yaitu masuk ke dalam kelompok pendapatan di luar usaha other income. Apabila jumlah dan juga nilai dari sisa bahan ini tinggi atau besar, maka dibutuhkan suatu pengawasan terhadap persediaan sisa bahan. Pemegang kartu persediaan yang ada di bagian akuntansi harus mencatat mutasi persediaan sisa bahan yang ada di gudang. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencatatan persediaan sisa bahan, yaitu sebagai berikut. Bagian akuntansi persediaan mengadakan kegiatan pencatatan mutasi persediaan sisa bahan ke dalam kartu persediaan. Ketika sisa bahan ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang, selanjutnya bagian akuntansi persediaan akan mendapatkan atau menerima laporan jumlah sisa bahan dari bagian gudang. Setelah itu bagian akuntansi persediaan akan mencatat kuantitas dari sisa bahan ke dalam kartu persediaan. Ketika persediaan sisa bahan dijual, maka harus dibuat jurnal seperti yang sudah di jelaskan di atas. Bagian akuntansi persediaan akan melakukan pencatatan mutasi persediaan sisa bahan hanya dalam kuantitasnya saja, tanpa nilai uangnya. Bagian akuntansi persediaan tidak hanya mengadakan pencatatan terhadap mutasi persediaan sisa bahan dalam kuantitasnya saja, namun pada nilai uangnya juga. Apabila bagian akuntansi persediaan mengadakan pencatatan terhadap mutasi persediaan sisa bahan, baik dalam kuantitas atau pun dalam nilai uangnya. Maka pencatatan persediaan sisa bahan dan penjualannya bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode berikut ini. Contoh Soal 3 Bagian produksi menyerahkan sebanyak kg sisa bahan ke bagian gudang. Sisa bahan tersebut diperkirakan bisa dijual dengan harga Sampai pada akhir periode akuntansi, sisa bahan tersebut sudah terjual sebanyak kg dengan harga Lakukanlah semua penjurnalan yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut! Jawab Metode I Berikut ini merupakan jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang, apabila hasil penjualan sisa bahan sebagai pendapatan di luar usaha. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan sisa bahan Hasil penjualan sisa bahan x Dalam penjurnalan tersebut, akun yang berada di posisi kredit tergantung dari perlakuan terhadap hasil penjualan sisa bahan. Berikut ini adalah jurnal penjualan sisa bahan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Persediaan sisa bahan x Pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian adjusting journal entry. Hal tersebut dikarenakan terdapat persediaan sisa bahan yang belum laku dijual yaitu sebanyak 750 kg. Pada jurnal yang pertama sudah dicatat hasil penjualan sebesar kg, namun pada nyata nya yang sudah direalisasikan terjual baru kg. Sehingga hasil penjualan dari sisa bahan adalah sebesar harus dikurangi ini berasal dari 750 x yaitu jumlah hasil penjualan yang belum direalisasikan. Jurnal penyesuaian adjusting journal yang dibuat pada akhir periode adalah sebagai berikut. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Hasil penjualan sisa bahan Pendapatan yang belum direalisasikan Pada akhir periode juga harus dibuat penyesuaian jika terjadi perbedaan antara harga jual sisa bahan yang ditaksir dengan harga sesungguhnya. Terdapat selisih dalam periode tersebut sebesar – dan jumlah sisa bahan yang terjual adalah kg. Sehingga selisih pada periode tersebut adalah x kg. Berikut ini adalah jurnal penyesuaian karena adanya selisih harga jual. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan sisa bahan Hasil penjualan sisa bahan Jurnal pencatatan persediaan, penjualan, dan penyesuaian sisa bahan pada akhir periode dapat digambarkan sebagai berikut. Metode II Perbedaan antara metode I dengan metode II hanya pada jurnal yang dibuat ketika sisa bahan diserahkan ke gudang dan penjualannya. Berikut ini jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan sisa bahan Penghasilan yang belum direalisasikan x Berikut ini adalah jurnal penjualan sisa bahan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / piutang dagang Hasil penjualan sisa bahan x Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Penghasilan yang belum direalisasikan Persediaan sisa bahan x Pada metode ke II ini jika terdapat persediaan sisa bahan yang belum terjual dan terjadi selisih harga jual, maka pada akhir periode tidak harus dibuat jurnal penyesuaian seperti pada metode I. Berbagai jurnal yang dibuat dalam metode ke II ini bisa digambarkan sebagai berikut. Produk Rusak Spoiled Goods Produk rusak adalah suatu produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang sudah ditetapkan, yang secara ekonomis sudah tidak bisa diperbaiki menjadi suatu produk yang baik. Produk rusak dengan sisa bahan tentunya berbeda. Sisa bahan adalah bahan yang mengalami kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat menjadi suatu produk. Sedangkan produk rusak adalah produk yang sudah menyerap biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Perlakuan terhadap produk rusak ini tergantung dari sifat dan juga penyebab terjadinya kerusakan. Apabila penyebab terjadinya produk rusak karena sulitnya pengerjaan suatu pesanan tertentu atau berbagai macam faktor luar biasa lainnya. Maka harga pokok produk rusak akan dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang tidak rusak dalam pesanan tersebut. Apabila produk rusak tersebut masih dapat dijual, maka hasil dari penjualan produk rusak tersebut diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi pesanan yang menghasilkan produk rusak tersebut. Apabila produk rusak adalah suatu hal yang normal terjadi pada proses pengolahan produk, maka kerugian yang muncul sebagai akibat terjadinya produk rusak akan dibebankan pada produksi secara keseluruhan. Yaitu dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut di dalam tarif biaya overhead pabrik BOP. Sehingga anggaran biaya overhead pabrik yang akan dipakai untuk menentukan tarif BOP terdiri dari beberapa elemen berikut ini. Biaya bahan penolong Rp.$$$ Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp.$$$ Biaya reparasi dan pemeliharaan Rp.$$$ Biaya asuransi Rp.$$$ Biaya overhead pabrik lain Rp.$$$ Rugi produk rusak hasil penjualan – harga pokokproduk rusak Rp.$$$ Biaya overhead pabrik yang dianggarkan Rp.$$$ Seluruh biaya tersebut di-jumlah sehingga menghasilkan BOP yang dianggarkan. Sedangkan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik dapat menggunakan rumus berikut ini. Apabila terjadi produk rusak, maka kerugian yang sesungguhnya terjadi akan didebitkan dalam akun biaya overhead pabrik sesungguhnya. Pencatatan Produk Rusak Terdapat beberapa macam perlakuan atau pencatatan yang bisa dilakukan pada produk rusak, yaitu sebagai berikut. 1. Jika Produk Rusak Dibebankan Pada Pesanan Tertentu Contoh Soal 4 PT Mastah Bisnis memproduksi berdasarkan atas pesanan. Pada bulan Januari 20×9 perusahaan menerima pesanan pembuatan produk A sebanyak unit. Karena pesanan tersebut adalah pesanan yang memerlukan ketepatan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, maka produk rusak yang terjadi akan dibebankan pada pesanan tersebut. Untuk dapat memenuhi pesanan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak produk A, dengan rincian biaya sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik 150% dari biaya tenaga kerja langsung Ketika pesanan tersebut selesai dikerjakan ternyata ada 100 unit produk A yang rusak, yang secara ekonomis tidak bisa diperbaiki. Diperkirakan produk tersebut dapat dijual dengan harga per unit-nya. Buatlah jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut! Jawab Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat biaya produksi dalam mengolah unit produk A. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – Bahan baku BDP – Biaya tenaga kerja langsung BDP – Biaya overhead pabrik Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan 150 % x = Andai saja 100 produk A tidak mengalami kerusakan, maka harga pokok dari produk A adalah per unit unit. Karena terdapat 100 produk A yang rusak, maka harga pokok produk rusak dibebankan pada produk yang tidak rusak. Oleh karena itu produk A yang tidak rusak mempunyai harga pokok sebesar per unit Apabila produk rusak tersebut masih bisa dijual dengan harga per unit, maka hasil penjualan tersebut akan diperlakukan sebagai pengurang dari biaya produksi yang sudah dibebankan kepada produk yang tidak rusak. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat nilai jual produk rusak dan pengurangan biaya produksi pesanan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk rusak BDP – biaya bahan baku BDP – biaya tenaga kerja langsung BDP – biaya overhead pabrik Pembagian nilai jual produk rusak sebagai pengurang terhadap setiap akun barang dalam proses didasarkan pada perbandingan setiap elemen biaya dalam harga pokok produk rusak, berikut penjelasannya. Jurnal yang digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah sebagai berikut Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk rusak BDP – biaya bahan baku BDP – biaya tenaga kerja langsung BDP – biaya overhead pabrik Karena produk rusak masih bisa dijual dengan harga maka biaya produksi berkurang menjadi – Oleh karena itu harga pokok per unit produk A yang tidak rusak adalah 2. Jika Kerugian Produk Rusak Dibebankan Pada Semua Produk Contoh Soal 5 PT Javaque melakukan produksi berdasarkan pesanan. Karena produk rusak adalah sesuatu hal yang wajar atau biasa terjadi dalam proses produksi, maka kerugian adanya produk rusak sudah diperhitungkan dalam penentuan tarif BOP di awal periode. Tarif BOP adalah sebesar 160% dari biaya tenaga kerja langsung. Pada bulan Febuari 20×9, perusahaan menerima suatu pesanan produk AB sebanyak unit. Biaya produksi yang di keluarkan untuk dapat mengerjakan pesanan tersebut adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik 160% x Setelah pesanan tersebut selesai dikerjakan, ternyata dari unit produk yang selesai dikerjakan terdapat 300 unit yang rusak. Diperkirakan produk rusak tersebut masih laku seharga per unit. Buatlah penjurnalan yang dibutuhkan untuk mencatat kondisi tersebut! Jawab Berikut ini adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya produk dalam pengolahan produk AB. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan Karena dalam tarif BOP sudah diperhitungkan kerugian produk rusak, maka semua produk yang diproduksi akan dibebani kerugian produk rusak. Sehingga kerugian sesungguhnya yang muncul dari produk rusak akan didebitkan dalam akun BOP sesungguhnya. Berikut merupakan perhitungan kerugian karena adanya produk rusak dari contoh soal 5. Berikut ini adalah jurnal yang dibuat untuk melakukan pencatatan produk rusak dan kerugian. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk rusak BOP sesungguhnya BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP 300 x = x = x = Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat produk jadi yang tidak rusak. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk jadi BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP x = x = x = Produk Cacat Defective Goods Produk cacat adalah suatu produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditentukan, namun dengan menggunakan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, maka produk tersebut secara ekonomis bisa menjadi produk jadi yang baik. Masalah yang muncul dengan adanya produk cacat ini adalah bagaimana memperlakukan biaya tambahan pengerjaan kembali atau rework cost pada produk cacat tersebut. Sebenarnya perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat hampir sama seperti yang dilakukan pada produk rusak. Apabila produk cacat bukan menjadi hal yang wajar atau biasa dalam proses produksi, namun karena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu. Maka rework cost bisa dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Selain itu rework cost juga bisa dibebankan kepada semua produk. Yaitu dengan cara memperhitungkan rework cost ke dalam tarif BOP. Biaya pengerjaan kembali produk cacat yang sesungguhnya akan dicatat pada sisi debet dalam akun BOP sesungguhnya. 1. Dibebankan pada Pesanan Tertentu Contoh Soal 6 PT Maju Jaya menerima suatu pesanan produk C. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat produk C adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik 160% x 200% dari biaya tenaga kerja langsung Setelah pengerjaan 100 unit produk C selesai, ternyata ada 10 unit yang cacat, dan secara ekonomis masih bisa diperbaiki. Berbagai biaya pengerjaan kembali 10 unit produk C tersebut terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan BOP sebesar tarif yang biasa digunakan. Buatlah penjurnalan yang sesuai dengan transaksi tersebut! Jawab Jurnal untuk mencatat biaya produksi 100 unit produk C. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat rework cost apabila biaya dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BTKL BDP – BOP Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk jadi BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP 2. Dibebankan pada Produk Secara Keseluruhan Contoh Soal 7 Dalam prose produksi yang terjadi di PT Nusantara selalu terjadi produk cacat. Produk tersebut secara ekonomis masih bisa diperbaiki, yaitu dengan mengeluarkan cost rework. Sehingga, pada saat menentukan tarif BOP, dalam anggaran BOP sudah diperhitungkan taksiran cost rework produk cacat yang akan dikeluarkan selama periode anggaran. Tarif BOP ditentukan sebesar 150% dari BTKL. Dalam periode anggaran tersebut PT Nusantara menerima pesanan sebanyak 500 unit produk BC. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk menyelesaikan produk tersebut adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Setelah pengerjaan produk BC selesai, ternyata terdapat 50 unit produk BC yang cacat. Rework cost yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk tersebut terdiri dari BTKL sebesar dan BOP pada tarif yang digunakan. Buatlah penjurnalan yang dibutuhkan untuk mencatat kondisi tersebut! Jawab Jurnal untuk mencatat biaya produksi 500 unit produk BC. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat rework cost apabila biaya dibebankan pada produk secara keseluruhan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BOP sesungguhnya Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk jadi BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Akhir Kata Demikianlah sedikit pembahasan tentang biaya bahan baku. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan kamu. Jika ada saran, kritik, atau pertanyaan silakan sampaikan di kolom komentar. Terima kasih.

pada saat pembelian bahan baku dicatat dalam jurnal umum yaitu